Minggu, 21 Agustus 2011

Part II

Tinggalah aku di Sukabumi, asri dan indah (hadeuh jadi pengen pulang nie). Saat aku kecil aku sering diasuh sama santri-santri yang ada di pondok. Entah kenapa aku lebih suka diasuh sama aa-aa santri dibanding teteh-teteh santriat. Dari situ mulai timbul sifat-sifat tomboy seperti laki-laki. Dari kecil aku selalu bergaul dengan anak-anak kecil di bawah umurku, aku suka bermain bola, kelereng, laying-layang, sepeda, malah aku sering jadi juara lomba sepeda, tak seperti anak perempuan biasa yang hanya bermain boneka-bonekaan, malah aku tak suka boneka.
 Pernah suatu saat di hari ulang tahunku banyak aa-aa dan teteh-teteh yang ngasih aku kado boneka. Namun karena aku tak suka maka aku bagikan boneka itu secara gratis, hehe emang dasar bocah tomboy, ga tau harga, ga tau ngehargain orang, maen ngasih aja, harap dimaklum, masih kanak-kanak, hihi..
Tiada hari tanpa bola, sepeda dan celana kolor yang aku pakai setiap kali bermain. Ini nih yang bikin kulit aku item, but no problem, masih keliatan imut kan, hehe.. Saat menginjak usia 4 tahun aku memasuki RA (Rhaudatul Athfal)/TK (Taman Kanak-kanak) Daarussalaam.
 Awalnya aku seneng sekolah TK, tapi lama kelamaan aku bosan, ga ada hari tanpa nyanyi, wah memang ini dunia anak-anak, aku bosan dengan kegiatan ini. Di tahun depan aku memasuki MI (Madrasah Ibtidaiyah), seharusnya aku masih di TK Nol besar karena tahun kemarin aku di TK Nol kecil. Karena tak suka dan bosan ya sudah aku masuk MI saja. Masih di Daarussalaam tepatnya di MI-nya, di kelasku rata-rata kelahiran 1991-1992 cuma aku dan Nenk Aminah temen sekelasku yang lahir di tahun 1993. Hmmm ga masalah, bukan umur yang diliat, tapi kemampuannya, bener ga?? hehe..
Saat ramadhan tiba, aku dan teman-teman menghabiskan hari sangat menyenangkan. Namanya anak kecil, bukannya nge-khatamin Qur’an malah main petasan. Ini nih yang bikin aku ngakak kalo inget masa-masa jail main petasan.
 Pernah suatu kali aku masukin petasan ke sebuah wadah, lalu aku alirkan bersamaan dengan mengalirnya air sungai, pas petasan meledak duarrr airnya muncrat kemana-mana. Dan tau ga? ada bapak-bapak lagi lewat kena air sungai itu. Padahal dia dandan-an nya udah rapi banget. Dari situ kita dimarahin dan cara terbaik adalah.. kabuurrrr…
Dari kelas 1 sampai kelas 4 catur wulan 2 belajarku semaunya, bapak juga belum perhatian pada caraku belajar. Rankingku pun tak jauh 2 dan 3, dan puncaknya saat kelas 4 catur wulan 2 rankingku merosot ke 4. Waw itu membuat bapak kaget dan mulai memberiku jadwal belajar ketat. Ranking 1 selalu dikuasai oleh temanku bernama Hamdan, namun saat catur wulan berikutnya tiba, hahahaha aku berhasil membuatnya turun ke peringkat 2. Bapak melarang aku bermain saat ujian, memberikan jadwal belajar pada malam hari. Otomatis nilai-nilaiku mulai naik, sampai-sampai mata pelajaran Akidah Akhlak-ku sempurna 100. Weleh-weleh, keren kali lah bapakku ini, mengajariku disiplin belajar, meski telat gak dari kelas 1 tapi jangan sampai berubah seperti dulu lagi.
Begitulah masa-masa MI-ku, Alhamdulillah sampe lulus aku selalu ada di peringkat 1. Nah di bidang olahraga, tak lupa bola selalu ada di setiap waktu olahraga, baik bola voli maupun bola sepak. Karena anak laki-laki di kelasku Cuma ada 5 orang dan permainan voli itu membutuhkan pemain 6 orang, maka aku sendiri anak perempuan yang menjadi pelengkap permainan tim bola voli MI-ku, hahahaha lucu kali 1 pemainnya ga pake kolor tapi pake kerudung, xixixixixi..
Berikutnya di masa Tsanawiyah/MTs, masih di Daarussalaam, saat memasuki kelas 1 aku kaget, benar-benar kaget. 63 siswa di dalam kelas di satu-in. wuhh sesaknya, karena waktu itu jumlah kelas belum banyak dan ukuran ruang kelas tak terlalu besar untuk jumlah yang begitu banyak. Tak apalah yang penting pelajaran bisa dimengerti dan tugas-tugas selesai. Toh anak-anak juga santay aja dan gak banyak ngeluh, it’s ok.
Suatu hari di jadwalnya salah satu guru yang disegani, bernama Bapak Asep Hidayatullah S.Ag, yang cara mengajarnya sangat mendetail, tak mengenal waktu,( sampe pernah suatu hari ulangan lisannya sampe ashar, jam 16.00, wow begitu semangatnya beliau mengajar kami), beliau bertanya kepada kami : “siapa yang dari SD atau MI-nya masuk 3 besar?” dengan semangat anak-anak serempak mengacungkan tangan, wuihh setengahnya dari anak-anak kelas adalah jawara dari masing-masing sekolahnya. Hummm,, betapa kagetnya aku, mungkin gak ya aku masuk 3 besar disini? Yang ngacungin tangan banyak banget, pasti mereka pinter-pinter, waduh harus kerja keras nie, yah begitulah hidup, penuh perjuangan.
Tiba semester pertama, saat pengumuman peringkat dibacakan semua penasaran. Sayangnya aku sakit, tak bisa hadir, namun aku bisa mendengar pengumumannya dari speaker. Waw tak ku sangka aku menempati peringkat ke-2, bangganya bisa masuk 3 besar. Masalahnya masuk 10 besar di kelasku kelihatannya sulit. Teman-teman se-asramaku aja smuanya masuk 3 besar dari sekolahnya masing-masing. Dari sini aku bisa mengukur kemampuan bahwa aku bisa, dan harus bisa untuk lebih baik dan menjadi tebaik. Ayo ayo semangat..
Di masa-masa sekolah biasanya udah mulai ada feeling sama lawan jenis, nah nah ayo siapa yang pernah punya pacar di SMP?? Wajar sie, namanya juga manusia normal, pasti suka sama lawan jenis. Namun ada yang kurang normal lho, mau tau? Tapi sepertinya tak usah dibahas deh, soalnya sangat sangat aneh, kalo diceritain pasti kaget :D
Back to school, di Desa bakal diadain lomba cerdas cermat, semua siswa dari sekolah manapun boleh ikut. Beberapa teman-teman dari sekolah lain ikut juga, yang katanya mereka smart abiz, keren dah pokonya, wahh bikin ciut aja nie berita. Pas hari H-nya kita semua ngerjain soal yang menumpuk, lumayan bikin mumet. Dan pas hari pengumuman kerennya perwakilan sekolah kami, peringkat 1,2 dan 3 berhasil digondol sekolah kami, perwakilannya aku, Sofi dan Maria (ini nie yang kemaren jawara kelas, keren kan..). Juara 1 dipegang Maria, aku ke 2 dan Sofi ke 3, udah kaya ranking kelas aja, sama.
Nah itu prestasi sekolah di bidang pendidikan. Kalo di bidang olahraga, angkatan kita sama kakak kelas di atas kita emang jagonya main voli. Banyak lomba yang dimenangkan oleh kami. Bangga deh pokonya jadi siswa di Dars. Tiap minggu ada lomba voli antar kelas, makanya volinya pada keren. Namun kadang kekalahan menerpa, pernah suatu kali tim putri kami kalah saat akan memasuki final. Hal itu disebabkan karena kurangnya kekompakan tim kami. Aku tuh orangnya susah tenang kalo udah permainan ga beres, hal itu pula yang harus aku perbaiki, karena sikap seperti itu bisa mengganggu semangat anggota tim.
Dari pengalaman sekolah menurut aku masa-masa MTs adalah masa paling keren, paling seru, bikin seneng deh pokonya, karena ga Cuma dalam bidang pendidikan, olahraganya pun bagus.
Di MTs kami diadakan intensive bahasa inggris setiap habis jam pelajaran sekolah. Dimulai dari pukul 13.00-14.30 WIB. Ketika aku kelas 2 MTs, guru intensive adalah pak Obang Sobandi, belajar bersama beliau sangat menyenangkan, kami belajar membaca, menterjemah dan kadang menghafal kosakata. Program intensive ini baru dimulai saat aku di bangku kelas 2. Kali pertama diadakannya intensive di akhir tahun kelas kami menjadi pemecah rekor nilai bahasa inggris paling besar, mencapai 9,35, dan alhamdulillahnya aku bisa mendapatkan nilai tersebut, maklumlah namanya juga sekolah di kampung, bahasa inggris dianggap pelajaran yang sangat sulit, hihihi..
 Di tahun 3 guru intensive kami pun diganti, bersama Bapak Hilman yang kami biasa panggil pak Yano, kami belajar banyak tentang bahasa inggris, dan hasilnya saat try out untuk ujian nasional nanti nilai anak-anak sangat bagus-bagus. Di salah satu try out yang diadakan, aku sempat mendapat nilai sempurna 100, itu karena soalannya memang tidak terlalu sulit, teman-teman yang lain pun banyak yang mendapatkan nilai di atas 90. Memang banyak sekali pengalaman yang didapat saat di MTs, tak hanya itu prestasi yang didapatpun sangat memuaskan, Alhamdulillah dari kelas 1 semester 2 sampai kelas 3 akhir aku berhasil mendapatkan juara kelas, dan di akhir aku mendapat penghargaan.
 Kalo inget masa-masa MTs, rasanya pengen banget deh balik lagi ke masa itu, Cuma kayanya gak akan pernah bisa. Semoga menjadi pengalaman yang tak terlupakan dan bisa diceritakan untuk cucu-cucu nanti.