Sabtu, 03 September 2011

Hukum-Hukum Ibadah

Hukum-Hukum Ibadah
Terjemah Buku Diktat Tingkat Satu Syariah Islamiyah Banat Tentang Hukum-Hukum Ibadah dalam Madzhab Imam Syafi’I RahimaAllah Ta’aala


Kuliah Dirasat Islamiyah wal Arobiyah Banat
Universitas Al-Azhar Kairo



Kata Pengantar
Terimakasih yang sangat saya haturkan kepada Allah SWT, karena-Nya saya memiliki kesempatan yang sangat berharga belajar di Al-Azhar ini. Kedua saya berterimakasih kepada orangtua saya yang telah memotivasi saya untuk menulis dan memposting tulisan ini di blog, semoga Allah selalu melindungi dan mengayomi mereka, Amiin ya Rabbal’aalamiin.
Terjemahan dari muqorror tingkat 1 syariah islamiyah banat, Ahkamul Ibadat yang dikarang oleh DR. Ahmad Ahmad Ibrahim. Disini saya hanya belajar untuk menterjemah, bila ada kekurangan ataupun kesalahan mohon untuk dikoreksi dan memberikan islahnya.
 Adapun tujuan penulisan ini, yang pertama saya ingin melatih diri saya dalam menterjemah yang benar dari bahasa arab ke bahasa Indonesia. Kedua, saya ingin menghasilkan sesuatu yang bermanfaat selama saya belajar di Al-Azhar, mungkin dengan adanya terjemahan ini bisa membantu adik-adik kelas selanjutnya dalam memahami isi muqorror. Ketiga, saya sengaja memposting di blog saya agar file-file yang saya punya masih ada rekapannya jika file-file yang di laptop hilang. Dan yang terakhir saya ingin mengamalkan ilmu yang saya dapat, semoga siapa saja yang membacanya bisa bertambah ilmunya, Amiin ya Rabb.
Semoga tulisan ini bermanfaat, terimakasih telah bersedia membaca dan saya tunggu kritikan dan islah bila ada kesalahan.


Cairo, 25 Agustus 2011










Pendahuluan
Artikel Tentang Imam Syafi’i

1.    Silsilah Imam Syafi’i
Imam Syafi’I nama aslinya adalah Imam Abu Abdullah Muhammad bin Idris bin Abbas bin Utsman bin Syafi’ bin saaib bin Abdullah bin Abdu Yazid bin Hasyim bin Mutholib bin Abdi Manaf bin Qoshil Qursy Al-Muthollibi As-Syafi’I Al-Hijazi Al-Makiyi bertemu dengan Rasulullah SAW pada Abdu Manaf, beliau adalah Quraisy Muthollibi menurut ahli naql.

2.    Kelahirannya
Banyak riwayat yang mengatakan bahwa Imam Syafi’I lahir di Gaza, dan sebagian yang lain mengatakan bahwa beliau lahir di ‘Asqalan sekita 3 farsakh dari kota Gaza. Beliau dilahirkan pada tahun 150 H yaitu pada tahun wafatnya Imam Abi Hanifah

3.    Pertumbuhan Imam Syafi’I dan Bakat-bakatnya
Imam Syafi’I tumbuh dalam rumah yang serba kekurangan, beliau seorang yatim, beliau hafal Al-Qur’an dan Hadits-hadits Rasulullah SAW, hal tersebut menjadi sebab fasihnya beliau dalam berbahasa arab,beliau juga suka membaca syair dan pandai dalam memanah.
Imam Syafi’I belajar di Mekkah Al-Mukarromah kepada para Fuqoha dan Muhadditsinnya,beliau membaca dan menghafal kitab Al-Muwattha milik Imam Malik dan belajar dalam bimbingan Imam Malik. Imam Syafi’I dikaruniai keberuntungan yang melimpah diantaranya sifat-sifat luhur yang menjadikannya memiliki tempat yg terpandang diantara para Fuqoha. Beliau memiliki akal dan fikiran yang kuat, mendatangkan kebenaran yang tak terbantahkan, penjelasannya kuat, dan ungkapannya jelas. Sebagian mereka berkata Imam Syafi’I apabila membaca Al-Qur’an menangis kedua matanya, pandangannya berpengaruh, firasatnya kuat dan hal-hal tersebut menjadi sebab berkumpulnya banyak sahabat dan murid di sekelilingnya. Beliau selalu membersihakan dirinya dari kotoran dan kejelekan dunia, karena itu beliau selalu ikhlas dalam mencari kebenaran dan pengetahuan, dans beliau mencari ilmu karena Allah.


Bila kita hendak memeriksa dan menghitung sifat-sifat yang ada pada Imam Syafi’i, kita tidak akan mampu menandingi kebenarannya. Semoga ganjaran dan pahala diberikan kepadanya dan semoga ilmunya bermanfaat bagi kita Insyaallah.

Macam-macam Qoul (Ucapan) dalam Madzhab Imam Syafi’I dan Mustholah Madzhab-nya
Perbedaan pendapat dalam Madzhab Imam Syafi’I dibagi 3, yaitu :
1.    Aqwal (Ucapan)
Aqwal dinisbatkan kepada Imam syafi’I, maka pendapat-pendapat yang berbeda dalam beberapa masalah disebut ‘’Aqwal’’. Terkadang qoul tersebut dua-duanya qoul lama, terkadang qoul baru atau qoul lama dan baru, terkadang Imam Syafi’I mengatakannya dalam satu waktu, adapula beliau mengatakannya dalam dua waktu, terkadang ‘rajih salah satunya kadang tidak.
Banyaknya qoul Imam Syafi’I menyebabkan terbukanya pintu yang luas bagi para mujtahid untuk me’rajih dan memilih serta memperbaiki dasar yang dibangun oleh pilihan tersebut.
2. Aujah (Pendapat)
Aujah ini dikhususkan bagi para sahabat Imam Syafi’I yang dinisbatkan kepada madzhabnya yang para sahabat tersebut mengeluarkan aujah ini atas dasar yang bersumber dari Imam Syafi’I dan menetapkannya dengan kaidah-kaidah dari beliau, dan mereka berijtihad pada sebagian aujah ini bila mereka tidak mengambil dari dasar yang ada pada Imam Syafi’i. Terkadang dua wajh/segi untuk dua orang dan bisa juga untuk satu orang. Bila dipakai untuk satu orang maka akan terbagi kepada qoul yang bermacam-macam.
Banyaknya aujah yang para mujtahid keluarkan pada bagian cabang bisa berpengaruh terhadap aqwal Imam Syafi’I dalam hukum-hukum yang beliau tetapkan.
3.    Thuruq (Metode)
Thuruq adalah perbedaan-perbedaan riwayat madzhab dalam hikayat madzhab. Misalnya sebagian mujtahid berkata dalam satu masalah dengan 2 qoul atau 2 wajh, maka sebagian yang lain tidak boleh berkata dengan satu qoul atau satu wajh, atau mengatakan salah satunya dalam masalah yang rinci. Ucapan sebagian mujtahid yang lain tersebut dapat menyebabkan perbedaan yang mutlak. Para mujtahid menggunakan 2 wajh dalam 2 cara ataupun sebaliknya. Mereka menggunakan hal tersebut karena cara/thuruq dan wajh dalam arti sama sebagai kalam sahabat Imam Syafi’i.
Dalam dua qoul atau dua wajh orang yang memberi fatwa/mufti dalam madzhab Imam Syafi’I tidak boleh beramal se-kehendaknya dari dua qoul atau dua wajh tersebut tanpa adanya pendapat. Wajib kepada mufti beramal dengan yang lainnya selain dua qoul tersebut jika ia mengetahui benarnya amalan tersebut, jika ia tidak mengetahui maka ia harus mengerjakan apa yang telah Imam Syafi’I rajihkan. Bila Imam Syafi’I mengatakan dua qoul tersebut dalam satu keadaan dan tidak ada yang rajih dari keduanya, maka wajib bagi mufti untuk mencari qoul mana yang kebih rajih. Kemudian mufti mengamalkan yang rajih tersebut meskipun ia adalah ahli dalam mentakhrij atau mentarjih namun hanya menemukan sedikit tentang yang rajih tersebut dari nash-nash yang ada pada Imam Syafi’i. Jika ia bukan ahli maka hendaknya ia menukil dari sahabat-sahabat Imam Syafi’I, namun jika ia tidak menemukan yang rajih maka ia boleh berhenti mencarinya.
Dengan adanya dua wajh maka akan diketahui darinya mana yang rajih, kecuali jika tidak ada ungkapan pada dua wajh itu mana yang lama dan mana yang baru, kecuali jika terjadi hanya pada satu orang. Bila salah satu dari dua wajh itu di-nash-kan dan yang lainnya di-takhrij-kan maka yang di-nash-kan adalah shahih, maka secara umum wajib beramal dengan yang shahih.

Beberapa hal yang membantu mentakhrij dalam madzhab Imam Syafi’I adalah sebagai berikut :
1.    Bahwa Imam Syafi’i memiliki dasar-dasar yang teratur dan telah ditetapkan, beliau juga memiliki hukum-hukum dalam masalah furu’/cabang yang telah diketahui sebab-sebabnya dengan naql yang telah beliau ambil, atau mungkin sebab-sebab tersebut telah diketahui dengan istinbat.
2.    Ditemukan dalam madzhab Imam Syafi’I para mujtahid yang mengikuti cara beliau dalam menetapkan hukum dan mereka memiliki kemampuan dalam meng-istinbat dan men-takhrij suatu hukum.
Ada beberapa istilah dalam madzhab Imam Syafi’i yang membantu dalam kitab-kitab madzhabnya. Istilah-istilah dalam madzhab Imam Syafi’I ini mencapai 11 shigat, yaitu :
1.    Al-Adhar
2.    Al-Masyhur
3.    Al-Qadiim
4.    Al-Jadiid
5.    Fii qoul
6.    Fii qoul qadiim
7.    Ashoh
8.    Shahih
9.    Qiila
10.           Nash
11.           Madzhab
Shigat/bentuk-bentuk ini terbagi kepada 4 bagian, yaitu :
1.    Al-Adhar, Al-Masyhur, Al-Qadiim, Al-Jadiid, Fii qoul, Fii qoul qadiim, adalah ucapan Imam Syafi’I meskipun sebenarnya “fii qoul qadiim” bukanlah ucapan Imam Syafi’i
2.    Ashoh, Shahih, Qiila, ini semua termasuk aujah
3.    Nash untuk menyusun aujah dan aqwal
4.    Madzhab meliputi aqwal dan aujah atau yang menyusun aqwal dan aujah tersebut
Adapun cara-cara dalam menggunakan bentuk-bentuk ini adalah sebagai berikut :
1.    Al-Adhar dan Al-Masyhur : termasuk ke dalam dua qoul atau beberapa qoul Imam Syafi’I. Jika perbedaan pendapatnya kuat maka dikatakan Adhar Musya’ir karena tampaknya bandingan qoul. Jika perbedaan pendapatnya tidak kuat maka dikatakan Masyhur Musya’ir karena bandingan qoulnya tidak tampak.
2.    Shahih dan Ashoh : termasuk ke dalam dua wajh atau beberapa wajh sahabat Imam Syafi’I yang mereka mengeluarkannya dari kalam Imam Syafi’i. Jika perbedaan pendapatnya kuat maka dikatakan Ashoh dan jika perbedaan pendapatnya tidak kuat maka dikatakan Shahih.
3.    Madzhab : termasuk ke dalam dua cara atau beberapa cara, yaitu perbedaan pendapat para sahabat dalam hikayat madzhab. Seperti yang dihikayatkan sebagian sahabat dalam masalah dua qoul atau dua wajh yang bukan baru, sebagian sahabat memotong salah satu qoul atau wajh, kemudian yang rajih adalah yang diungkapkan dalam Madzhab.
4.    Nash : yaitu nash Imam Syafi’I yang ada di dalamnya bandingan wajh yang lemah atau qoul yang dikeluarkan dari nash miliknya dalam pendapat pada masalah yang tidak perlu untuk diamalkan, dan yang dimaksud dengan nash adalah yang rajih menurut Imam Syafi’i.
5.    Al-Jadiid dan Al-Qadiim : yaitu setiap masalah yang di dalamnya ada dua qoul Imam Syafi’I yang lama dan yang baru. Jadiid/baru adalah shahih dan boleh beramal dengannya karena qadiim/lama merujuk kepadanya. Ada pengecualian dari hal tersebut, misalnya 20 masalah atau lebih.

Qadiim atau lama adalah apa-apa yang dikatakan oleh Imam Syafi’I di Iraq sebelum masuk ke Mesir. Dan tidak termasuk ke dalam Madzhab apapun yang tidak menunjukan kepada nash atau merajihkannya orang yang ahli dalam mentarjih diantara para sahabat dan yang masyhur dari rawi qadiim/lama adalah Karaabiisiy, Za’faraany, Abu Tsauri dan Ahmad bin Hanbal.
Jadiid/baru adalah segala sesuatu yang dikatakan Imam Syafi’I di Mesir setelah memasukinya atau yang beliau tetapkan saat berada di Mesir meskipun beliau telah mengatakannya di Iraq. Rawi yang terkenal dalam qoul jadiid diantaranya : Mazany, Bouity, Robii’ Almurody, Robii’ Alhaizy dan lain sebagainya.

6.    Qiila yaitu wajh dha’if, shahih dan ashoh adalah kebalikannya.
7.    Dalam qoul ini, yaitu qoul yang rajih adalah kebalikannya.

Hikmah-hikmah yang Bersumber dari Imam Syafi’i

Imam Syafi’I memiliki ucapan yang sangat banyak mengandung hikmah. Ucapan beliau tersebut menunjukan pada sifat-sifat, keutamaan-keutamaan serta ilmu sehingga Imam Nawawi mengibaratkan hal-hal tersebut sebagai hikmah. Diantara ucapan-ucapan Imam syafi’I tersebut adalah sebagai berikut :

1.    من أراد الدنيا فعليه بالعلم ومن أراد الاخرة فعليه بالعلم                                      

"Barangsiapa yang menginginkan dunia maka harus dengan ilmu dan barangsiapa yang menginginkan akhirat maka harus dengan ilmu pula"


2.       خير الدنيا و الاخرة في خمس خصال غني النفس و كف الاذى و كسب الحلال   ولباس التقوى والثقة بالله تعالى على كل حال 

"Kebaikan dunia dan akhirat itu terletak pada 5 perkara, berjiwa kaya, menjaga untuk tidak menyakiti siapapun, mengusahakan yang halal, memakai baju taqwa, dan percaya kepada Allah Ta’alaa dalam setiap urusan"


3.    سياسة الناس أشد من سياسة الدواب                                                        

"Politik manusia itu lebih licik dari politiknya binatang"



4.                      لا يكمل الرجال في الدنيا الا باربع : باالديانة و الاما و الصيانة و الرزانة

"Tidak sempurna laki-laki di dunia kecuali dengan 4 perkara, yaitu : dengan agama, amanat, menjaga dan bersungguh-sungguh"


5.                    من وعظ اخاه سرا فقد نصحه وزانه, ومن وعظه علا نية فقد فضحه و شانه

"Barangsiapa yang menasehati saudaranya secara tertutup maka sungguh ia telah membenarkan dan menghiasinya, dan barangsiapa yang menasehati saudaranya secara terang-terangan maka sungguh ia telah membuka kejelekan dan menodainya"

6.                  التوضع من اخلاق الكرام والتكبر من شيم اللئام                                 

 "Rendah hati termasuk akhlak yang mulia sedangkan sombong adalah akhlak yang tercela"







Keutamaan Mencari Ilmu dan Mengamalkannya

1.    Anjuran untuk Mencari Ilmu dan Mengamalkannya

Banyak sekali ayat, hadits dan atsar yang memberitahukan tentang keutamaan ilmu dan anjuran untuk memperoleh ilmu serta bersungguh-sungguh dalam mempelajari dan mengamalkannya. Allah SWT berfirman :

1.                  يرفع الله الذين امنوا منكم والذين أوتوا العلم درجات                        

"Allah SWT akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat." (Al-Mujadilah : 11)


2.                 هل يستوي الذين يعلموئ و الذين لا يعلمون                                 

"Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" (Az-Zumar : 9)


3.                  ربي زدني علما                                                                

"Ya Tuhan-ku, tambahkanlah ilmu kepadaku." (Thaha : 114)


Diantara hadits-hadits Nabi yang mengabarkan tentang keutamaan mencari ilmu dan mengamalkannya adalah sebagai berikut :

1.    من دعا الي الهدى كان له من الاجر مثل أجور من تبعه لا ينقص ذلك من أجورهم شيئا, و من دعا الى ضلالة كان عليه من الاثم مثل أثام من تبعه لا ينقص ذلك من أثامهم      
 
"Barangsiapa yang mengajak kepada petunjuk yang benar maka baginya pahala seperti pahala-pahala orang yang mengikutinya tidak dikurangi sedikitpun dari pahalanya tersebut, dan barangsiapa yang mengajak kepada kesesatan maka baginya dosa seperti dosa-dosa orang yang mengikutinya tidak dikurangi sedikitpun dari dosanya tersebut."

2.       وروي عن أبي الدرداء رضي الله عنه قال" سمعت رسول الله صلي الله عليه و سلم يقول : من سلك طريقا يبتغي فيه علما سهل الله طريقا الي الجنة وأن الملا ئكة لتضع اجنحتها لطالب العلم رضاء, و فضل العالم علي العابد كفضل القمر علي سائر الكوكب, وأن العلماء ورثة الانبياء, وأن الانبياء لم يورثوا دينارا ولا درهما و انما ورثوا العلم فمن أخذه أخذ بحظ وافر


"Diriwayatkan dari Abu Darda RA beliau berkata : " Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda : " barangsiapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu maka Allah akan memudahkan untuknya jalan ke surga, dan sesungguhnya para malaikat meletakan sayap-sayapnya dengan ridho bagi pencari ilmu, keutamaan orang yang berilmu daripada ahli ibadah diibaratkan seperti keutamaan bulan atas seluruh bintang, para ulama adalah pewaris para nabi dan para nabi tidak mewariskan dinar, tidak pula dirham, sesungguhnya mereka mewariskan ilmu, maka barangsiapa yang mengambil bagiannya maka ia telah mengambil keberuntungan yang besar."


Adapun atsar yang menunjukan tentang keutamaan ilmu salah satunya bersumber dari Ali RA , beliau berkata bahwa cukuplah kemuliaan itu dengan ilmu, niscaya akan membutuhkan kepadanya orang yang tidak berbuat baik padanya dan siapapun akan bahagia jika berhubungan dengannya, dan cukuplah kehinaan itu dengan kebodohan maka orang yang dekat dengannya-pun akan menjauh. Menyibukan diri dengan ilmu itu lebih utama daripada menyibukan diri dengan shalat-shalat sunnah, shaum, shalat tasbih, dll. Derajat yang mencari ilmu di sisi Allah diibaratkan seperti syuhada.diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, beliau berkata : “ Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda : ” Apabila datang kematian kepada pencari ilmu maka ia mati dalam keadaan Syahid “.
Manfaat ilmu bisa dirasakan oleh pemilikinya dan bagi yang lain juga, berbeda dengan melaksanakan shalat-shalat sunnah yang manfaatnya hanya diperuntukan bagi yang melaksanakannya saja, oleh karena itu menyibukan diri dengan ilmu itu lebih utama daripada dengan shalat sunnah. Sebagaimana ilmu itu membenarkan yang salah, dan para ulama adalah pewaris para nabi sedangkan orang yang suka beribadah tidak disifati seperti hal-nya para ulama. Ilmu itu akan terasa faedahnya meskipun pemiliknya telah wafat, berbeda dengan shalat sunnah yang akan terputus jika orang itu meninggal.
Ilmu itu fardu kifayah, Imam Al-Haramain berkata : fardu kifayah itu lebih utama dari fardhu ‘ain dimana yang mengerjakannya adalah pengganti dari umat dan gugurnya kesulitan bagi umat tersebut karena ada yang telah menjadi pengganti, jadi tidak semua harus melaksanakan, adapun fardhu ‘ain maka semua harus melaksanakan.
Pencari ilmu itu harus berniat karena Allah SWT, bukan untuk tujuan duniawi, politik, ingin dikenal dan sebagainya. Bila ia berniat seperti itu, maka Allah SWT akan mencelanya. Rasulullah pernah bersabda bahwa barangsiapa yang mencari ilmu bukan karena Allah melainkan dengan maksud mencari duniawi, maka ia tak akan mencium wanginya surga.
Dalam suatu hadits juga disebutkan bahwa kita dilarang menyakiti fuqoha atau ulama. Riwayat hadits tersebut dari Ibnu Abbas RA, beliau berkata : ”Barangsiapa yang menyakiti seorang ahli ilmu/faqih maka sungguh ia telah menyakiti Rasulullah SAW, dan barangsiapa yang menyakiti Rasulullah maka ia telah menyakiti Allah SWT”.

Part 3

Part 3
Next story, sebelum selesai MTs, aku dan salah satu teman yang bernama Nurul Fauziah sempet ikut tes untuk masuk ke MAN Insan Cendikia yang ada di Jakarta dan cabangnya di Gontor. Syarat-syarat untuk masuk kesana lumayan berat, seleksinya cukup ketat, pertama kami disuruh untuk mengirimkan data-data nilai dari mulai kelas 1 sampai kelas 3 semester 1 (soalnya kan nilai semester 2 belum keluar, ini ngikutnya pas sebelum ujian), diantara temen-temen sebenernya banyak  yang ingin ikut cumin karena beberapa faktor mereka ga jadi ikut.
Tiba hari seleksi, aku dan Nurul Alhamdulillah lulus seleksi raport, jadi bisa lolos untuk tes berikutnya. Kami pergi ke Bandung, tepatnya di MAN Cijerah Bandung tes seleksi diadakan. Aku dan Nurul beda ruangan, tapi tak apalah kami jadi mendapat teman baru, sebelum tes mulai kami berbincang-bincang dengan teman lain dari sekolah yang berbeda. Kalo misalnya mereka semua ikut tes, itu berarti semuanya adalah siswa yang bukan sembarangan, karena sebelumnya ada tes raport, sungguh tes yang sangat berat, jumlah yang ikut pun sangat banyak, hadeh siap-siap deh tempur sama soalan yang ngebubrug.
Waktu tes dari jam 09.00 sampai 12.00, lumayan lama karena soalannya pun lumayan, Satu buku. Berbagai pertanyaan selesai terjawab, yang gampang diisi yang sulit pun diisi, ga tau bener atau engga yang penting diisi, hehe..
Ada beberapa nilai spiritual yang ibu dan bapak ajarkan sejak aku MI, yaitu wiridan dan membiasakan shalat duha. Pas malam sebelum tes aku disuruh membaca ayat kursi sebanyak 150 kali dan berdoa semoga bisa menjawab soal dan hasilnya bisa lulus tes.
Setelah beberapa minggu dari tes akhirnya pengumuman hasilnya pun tiba. Nurul menelpon kepadaku dan mengucapkan selamat karena dia lihat di website bahwa aku lulus cadangan. Apa itu lulus cadangan? Jadi lulus cadangan itu kalo misalnya pengen bener-bener masuk MAN IC, kita ngajuin untuk masuk terus nunggu ada ga yang ngundurin diri dari yang udah bener-bener lulus.
Karena aku dikasih informasi sama alumni yang rumahnya deket MAN IC katanya disitu lebih fokus ke bidang umum dibanding bidang agama, sedangkan aku ga terlalu suka sama pelajaran di bidang umum. Bapak pun memberi pilihan, meneruskan di MAN IC atau nyari sekolah lain. Setelah istikharah akhirnya aku putuskan untuk nyari sekolah lain.
Bapak dulu punya guru, alumni Azhar juga namanya Bapak KH. Deden Ahmad Jauhar Tanwiri, beliau mempunyai keponakan yang sama-sama belajar di Azhar juga, kakak kelas bapakku namanya Bapak H. Ahmad munawwir yang biasa dipanggil pak Nanan. Beliau bersama bapak sama-sama ngajar di Stai Al-Masthuriyah, bapak diajak untuk memasukan aku ke pesantrennya, Tanwiriyah.  
Aku penasaran lalu meminta kepada bapak untuk melihat-lihat pesantrennya, banyak pesantren yang bapak tawarkan, termasuk ke Gontor, Cuma aku ga mau yang jauh-jauh jadinya ga jadi deh, hehe. Pas pulang dari bandung bapak sengaja mampir ke Tanwiriyah untuk melihat-lihat. Ada beberapa alumni Dars yang meneruskan disana, ada k Fadil, k Romdhon dan K Siroj, mereka bertiga adalah saudara kandung.  Pas sarah kesana ada k Siroj, kakak kelas beda satu tingkat beliau kelas 1 MA. Setelah melihat-lihat asrama lumayan juga, ada 3 lantai, santrinya lumayan banyak, tapi sayangnya aku ga tertarik dan bilang ke bapak aku mau nyari pesantren lain.
Setelah beberapa minggu dan hampir seminggu mau masuk ajaran baru aku belum menemukan sekolah yang pas, bingung sekali menentukannya. Akhirnya aku putuskan untuk sekolah di Tanwiriyah  saja. Barang-barangku semua diangkut, waktu itu malam minggu, kami sekeluarga dating ke Tanwiriyyah. Ada beberapa murid baru yang udah dating, kakak-kakak juga banyak, ternyata mereka pengurus kobong yang memang harus datang sebelum anak-anak baru datang.
Setelah membereskan barang, ibu dan bapak serta adikku harus pulang, namanya juga anak baru berat banget ditinggalin di tempat yang tak biasa ditempati. Mau nangis malu, ga nangis tapi pengen, apalagi pas cium tangan sama ibu bapak, ga nahan banget deh. Cuma ga ampe nangis ko, soalnya dah dapet temen baru, mulai mengobrol banyak hal akhirnya bisa bikin sedikit lupa rumah.
Hari pertama di pondok, mulai banyak santri baru yang datang, aku mulai SKSD berkenalan, baik dengan anak baru maupun dengan kakak-kakak kelas. Anak-anak baru mengira aku alumni MTs Tanwiriyah, padahal bukan, Cuma karena aku SKSD jadinya dibilang gitu. Emang lucu sie tapi ada juga kakak kelas yang bilang “ni anak sksd banget sie” hahaha emang aku gini ka, maaf ya, xixixixi..
Pas pertama kali masuk asrama aku punya teman baru, namanya Ana, sampe selesai sekolah disana aku dan Ana menjadi teman dekat. Masa-masa anak baru lucu deh, pas pertama shalat berjamaah maghrib, Ibu asrama kami mengumpulkan seluruh santri. Kami pun berkenalan, memperkenalkan diri dengan malu-malu. Malam itu sungguh menyenangkan, kakak-kakaknya pun lumayan pada baik dan besoknya kami harus siap-siap untuk kegiatan orientasi, wuh males banget deh, pasti dikerjain sama kakak panitia, soalnya dulu waktu MTs, aku pernah jadi ketua Osis dan saat orientasi siswa baru, aku banyak ngerjain anak baru, takut kena timbal baliknya, hihihi..
Masa orientasi berakhir, banyak cerita di dalamnya namun terlalu panjang jika ditulis. Hari pertama sekolah tiba, belajarpun belum aktif, tiap jadwal pelajaran pasti perkenalan, sampe seminggu perkenalan mulu. Sama di pesantren juga, ada 2 kelas untuk kelas 1 MA, ada kelas Bahasa dan D ½, aku masuk kelas bahasa yang sebelum masuknya ada interview bincang-bincang memakai bahasa arab, saat mulai mengaji awalnya sama, perkenalan.
Hari-hari pun dilalui, awalnya aku betah banget di pondok tapi Cuma 2 bulan, itupun aku sering pulang karena sering sakit. Ada beberapa hal yang bikin aku ga betah, namanya juga di pondok pasti banyak cobaannya, tapi saying waktu itu aku belum tahan menghadapi tantangan itu.
Aku pun pindah, semua barang diangkut, padahal semuanya udah baik banget sama aku, apalagi ibu asramanya, tapi karena aku udah ngerasa ga betah, aku memilih untuk pindah ke rumah. Saat di rumah aku masih terus teringat pondok, sebelum aku pergi bapak pimpinan pondok bilang ke aku kalo misalnya mau kesini lagi ditunggu, jangan sungkan, makanya aku niatin nanti mau pindah lagi kesana, hehehe dasar ya plin plan, tapi liat nanti aja deh.



Minggu, 21 Agustus 2011

Part II

Tinggalah aku di Sukabumi, asri dan indah (hadeuh jadi pengen pulang nie). Saat aku kecil aku sering diasuh sama santri-santri yang ada di pondok. Entah kenapa aku lebih suka diasuh sama aa-aa santri dibanding teteh-teteh santriat. Dari situ mulai timbul sifat-sifat tomboy seperti laki-laki. Dari kecil aku selalu bergaul dengan anak-anak kecil di bawah umurku, aku suka bermain bola, kelereng, laying-layang, sepeda, malah aku sering jadi juara lomba sepeda, tak seperti anak perempuan biasa yang hanya bermain boneka-bonekaan, malah aku tak suka boneka.
 Pernah suatu saat di hari ulang tahunku banyak aa-aa dan teteh-teteh yang ngasih aku kado boneka. Namun karena aku tak suka maka aku bagikan boneka itu secara gratis, hehe emang dasar bocah tomboy, ga tau harga, ga tau ngehargain orang, maen ngasih aja, harap dimaklum, masih kanak-kanak, hihi..
Tiada hari tanpa bola, sepeda dan celana kolor yang aku pakai setiap kali bermain. Ini nih yang bikin kulit aku item, but no problem, masih keliatan imut kan, hehe.. Saat menginjak usia 4 tahun aku memasuki RA (Rhaudatul Athfal)/TK (Taman Kanak-kanak) Daarussalaam.
 Awalnya aku seneng sekolah TK, tapi lama kelamaan aku bosan, ga ada hari tanpa nyanyi, wah memang ini dunia anak-anak, aku bosan dengan kegiatan ini. Di tahun depan aku memasuki MI (Madrasah Ibtidaiyah), seharusnya aku masih di TK Nol besar karena tahun kemarin aku di TK Nol kecil. Karena tak suka dan bosan ya sudah aku masuk MI saja. Masih di Daarussalaam tepatnya di MI-nya, di kelasku rata-rata kelahiran 1991-1992 cuma aku dan Nenk Aminah temen sekelasku yang lahir di tahun 1993. Hmmm ga masalah, bukan umur yang diliat, tapi kemampuannya, bener ga?? hehe..
Saat ramadhan tiba, aku dan teman-teman menghabiskan hari sangat menyenangkan. Namanya anak kecil, bukannya nge-khatamin Qur’an malah main petasan. Ini nih yang bikin aku ngakak kalo inget masa-masa jail main petasan.
 Pernah suatu kali aku masukin petasan ke sebuah wadah, lalu aku alirkan bersamaan dengan mengalirnya air sungai, pas petasan meledak duarrr airnya muncrat kemana-mana. Dan tau ga? ada bapak-bapak lagi lewat kena air sungai itu. Padahal dia dandan-an nya udah rapi banget. Dari situ kita dimarahin dan cara terbaik adalah.. kabuurrrr…
Dari kelas 1 sampai kelas 4 catur wulan 2 belajarku semaunya, bapak juga belum perhatian pada caraku belajar. Rankingku pun tak jauh 2 dan 3, dan puncaknya saat kelas 4 catur wulan 2 rankingku merosot ke 4. Waw itu membuat bapak kaget dan mulai memberiku jadwal belajar ketat. Ranking 1 selalu dikuasai oleh temanku bernama Hamdan, namun saat catur wulan berikutnya tiba, hahahaha aku berhasil membuatnya turun ke peringkat 2. Bapak melarang aku bermain saat ujian, memberikan jadwal belajar pada malam hari. Otomatis nilai-nilaiku mulai naik, sampai-sampai mata pelajaran Akidah Akhlak-ku sempurna 100. Weleh-weleh, keren kali lah bapakku ini, mengajariku disiplin belajar, meski telat gak dari kelas 1 tapi jangan sampai berubah seperti dulu lagi.
Begitulah masa-masa MI-ku, Alhamdulillah sampe lulus aku selalu ada di peringkat 1. Nah di bidang olahraga, tak lupa bola selalu ada di setiap waktu olahraga, baik bola voli maupun bola sepak. Karena anak laki-laki di kelasku Cuma ada 5 orang dan permainan voli itu membutuhkan pemain 6 orang, maka aku sendiri anak perempuan yang menjadi pelengkap permainan tim bola voli MI-ku, hahahaha lucu kali 1 pemainnya ga pake kolor tapi pake kerudung, xixixixixi..
Berikutnya di masa Tsanawiyah/MTs, masih di Daarussalaam, saat memasuki kelas 1 aku kaget, benar-benar kaget. 63 siswa di dalam kelas di satu-in. wuhh sesaknya, karena waktu itu jumlah kelas belum banyak dan ukuran ruang kelas tak terlalu besar untuk jumlah yang begitu banyak. Tak apalah yang penting pelajaran bisa dimengerti dan tugas-tugas selesai. Toh anak-anak juga santay aja dan gak banyak ngeluh, it’s ok.
Suatu hari di jadwalnya salah satu guru yang disegani, bernama Bapak Asep Hidayatullah S.Ag, yang cara mengajarnya sangat mendetail, tak mengenal waktu,( sampe pernah suatu hari ulangan lisannya sampe ashar, jam 16.00, wow begitu semangatnya beliau mengajar kami), beliau bertanya kepada kami : “siapa yang dari SD atau MI-nya masuk 3 besar?” dengan semangat anak-anak serempak mengacungkan tangan, wuihh setengahnya dari anak-anak kelas adalah jawara dari masing-masing sekolahnya. Hummm,, betapa kagetnya aku, mungkin gak ya aku masuk 3 besar disini? Yang ngacungin tangan banyak banget, pasti mereka pinter-pinter, waduh harus kerja keras nie, yah begitulah hidup, penuh perjuangan.
Tiba semester pertama, saat pengumuman peringkat dibacakan semua penasaran. Sayangnya aku sakit, tak bisa hadir, namun aku bisa mendengar pengumumannya dari speaker. Waw tak ku sangka aku menempati peringkat ke-2, bangganya bisa masuk 3 besar. Masalahnya masuk 10 besar di kelasku kelihatannya sulit. Teman-teman se-asramaku aja smuanya masuk 3 besar dari sekolahnya masing-masing. Dari sini aku bisa mengukur kemampuan bahwa aku bisa, dan harus bisa untuk lebih baik dan menjadi tebaik. Ayo ayo semangat..
Di masa-masa sekolah biasanya udah mulai ada feeling sama lawan jenis, nah nah ayo siapa yang pernah punya pacar di SMP?? Wajar sie, namanya juga manusia normal, pasti suka sama lawan jenis. Namun ada yang kurang normal lho, mau tau? Tapi sepertinya tak usah dibahas deh, soalnya sangat sangat aneh, kalo diceritain pasti kaget :D
Back to school, di Desa bakal diadain lomba cerdas cermat, semua siswa dari sekolah manapun boleh ikut. Beberapa teman-teman dari sekolah lain ikut juga, yang katanya mereka smart abiz, keren dah pokonya, wahh bikin ciut aja nie berita. Pas hari H-nya kita semua ngerjain soal yang menumpuk, lumayan bikin mumet. Dan pas hari pengumuman kerennya perwakilan sekolah kami, peringkat 1,2 dan 3 berhasil digondol sekolah kami, perwakilannya aku, Sofi dan Maria (ini nie yang kemaren jawara kelas, keren kan..). Juara 1 dipegang Maria, aku ke 2 dan Sofi ke 3, udah kaya ranking kelas aja, sama.
Nah itu prestasi sekolah di bidang pendidikan. Kalo di bidang olahraga, angkatan kita sama kakak kelas di atas kita emang jagonya main voli. Banyak lomba yang dimenangkan oleh kami. Bangga deh pokonya jadi siswa di Dars. Tiap minggu ada lomba voli antar kelas, makanya volinya pada keren. Namun kadang kekalahan menerpa, pernah suatu kali tim putri kami kalah saat akan memasuki final. Hal itu disebabkan karena kurangnya kekompakan tim kami. Aku tuh orangnya susah tenang kalo udah permainan ga beres, hal itu pula yang harus aku perbaiki, karena sikap seperti itu bisa mengganggu semangat anggota tim.
Dari pengalaman sekolah menurut aku masa-masa MTs adalah masa paling keren, paling seru, bikin seneng deh pokonya, karena ga Cuma dalam bidang pendidikan, olahraganya pun bagus.
Di MTs kami diadakan intensive bahasa inggris setiap habis jam pelajaran sekolah. Dimulai dari pukul 13.00-14.30 WIB. Ketika aku kelas 2 MTs, guru intensive adalah pak Obang Sobandi, belajar bersama beliau sangat menyenangkan, kami belajar membaca, menterjemah dan kadang menghafal kosakata. Program intensive ini baru dimulai saat aku di bangku kelas 2. Kali pertama diadakannya intensive di akhir tahun kelas kami menjadi pemecah rekor nilai bahasa inggris paling besar, mencapai 9,35, dan alhamdulillahnya aku bisa mendapatkan nilai tersebut, maklumlah namanya juga sekolah di kampung, bahasa inggris dianggap pelajaran yang sangat sulit, hihihi..
 Di tahun 3 guru intensive kami pun diganti, bersama Bapak Hilman yang kami biasa panggil pak Yano, kami belajar banyak tentang bahasa inggris, dan hasilnya saat try out untuk ujian nasional nanti nilai anak-anak sangat bagus-bagus. Di salah satu try out yang diadakan, aku sempat mendapat nilai sempurna 100, itu karena soalannya memang tidak terlalu sulit, teman-teman yang lain pun banyak yang mendapatkan nilai di atas 90. Memang banyak sekali pengalaman yang didapat saat di MTs, tak hanya itu prestasi yang didapatpun sangat memuaskan, Alhamdulillah dari kelas 1 semester 2 sampai kelas 3 akhir aku berhasil mendapatkan juara kelas, dan di akhir aku mendapat penghargaan.
 Kalo inget masa-masa MTs, rasanya pengen banget deh balik lagi ke masa itu, Cuma kayanya gak akan pernah bisa. Semoga menjadi pengalaman yang tak terlupakan dan bisa diceritakan untuk cucu-cucu nanti.